NIAT & DO'A DIBACA SIRRI (dalam hati)

Bismillahi salaman rahmatan asmai nurrullahi NIAT (pendek penuh kesadaran) "Innamal amalu biniyat", setiap amal harus dengan niat. (HR. Bukhari, Muslim, dan empat imam Ahli Hadits). Niat adalah amalan hati dan hanya Allah Ta’ala yang mengetahuinya. Niat itu tempatnya di dalam hati dan bukanlah di lisan, hal ini berdasarkan ijma’ (kesepakatan) para ulama, juga dinukil oleh Ahmad bin Abdul Harim Abul Abbas Al Haroni dalam Majmu’ Fatawanya. Ulama-ulama Syafi'i pun sepakat jika niat amal itu sirri (dalam hati). Muhammad Al Khotib berkata,إنما الأعمال بالنيات ومحلها القلب ولا تكفي باللسان “Sesungguhnya setiap amalan tergantung pada niat. Namun niat letaknya di hati. Niat tidak cukup di lisan. Bahkan tidak disyaratkan melafazhkan niat. (Al Iqna’, 1: 404). Imam An-Nawawi mengatakan: “Tidak sah puasa kecuali dengan niat, dan tempatnya adalah hati. Dan tidak disyaratkan harus diucapkan, tanpa ada perselisihan ulama…” (Raudhah at-Thalibin, 1:268) Termasuk niat puasa dengan lafadz ‘"nawaitu shouma ghodin …"’, sebenarnya itu tidak ada dalil yang mendukungnya untuk dilafazhkan, baik dalam kitab shahih maupun kitab sunan, padahal masalah tersebut adalah masalah ibadah, namun Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabat tidak pernah mencontohkannya. Para ulama syafi'iah / NU lah yang membuat banyak bacaan niat do'a tersebut. Dalam fikih NU diberikan penjelasan untuk niat puasa Ramadhan Minimal niat puasa Ramadlan adalah: نَوَيْتُ صَوْمَ رَمَضَانَ Artinya: “Saya niat puasa Ramadlan” Meskipun tidak menyebutkan kalimat ( فَرْضُ ), niat seperti di atas sudah dianggap cukup, karena puasa yang dilakukan oleh seorang muslim yang sudah baligh pada bulan Ramadlan adalah puasa fardhu. Bagaimana dengan niat yang panjang? Ulama NU memberikan niat puasa Ramadlan yang lengkap sbb.: نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانِ هَذِهِ السَّنَةِ إيمَانًا وَاحْتِسَابًا ِللهِ تَعَالَى Artinya: “Saya niat puasa esok hari untuk melaksanakan kefardluan Ramadlan tahun ini karena iman kepada Allah dan hanya mengharapkan ridla-Nya”. Jadi bacaan niat itu kebanyakan dari para kyai NU, dan boleh digunakan. Tapi baiknya dengan sirri (dalam hati) bukan dilafadzkan dengan lisan seperti yang ada di tayangan ditelevisi. Itu tidak ada dasarnya sama sekali. Kecuali untuk tarbiyatul islam, mungkin masih bisa diperbolehkan, hikmahnya mengingatkan pada pemirsa agar jangan melupakan niat puasa. 1. Niat itu wajib 2. Niat itu sirri (dalam hati) 3. Niat cukup pendek (kesaadaran amal) 4. Niat puasa harus pada malam hari Dari Hafshah, ia berkata, Rasulullah saw bersabda: “Barangsiapa tidak membulatkan niatnya untuk melakukan puasa sebelum fajar, maka tidak sah puasanya.” (HR Ahmad dan Ashhabus Sunan serta dinyatakan sahih oleh Ibnu Khuzaimah dan Ibnu Hibban). Dan Hadist Nabi: عَنْ حَفْصَةَ عَنِ النَّبِىِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: مَنْ لَمْ يُبَيِّتِ الصِّيَامَ قَبْلَ الفَجْرِ فَلاَ صِيَامَ لَهُ. (رواه الدارقطني وغيره) Artinya: “Barang siapa yang tidak niat di malam hari untuk puasanya sebelum (keluarnya) fajar maka tiada puasa baginya,” (HR. al-Daruquthni dan lainnya). . DO'A (panjangkanlah) "ud'uni astajib lakum" ; berdo'alah kepada-KU, niscaya AKU kabulkan. (Qs.al-Mu'min:60) Ini perintah wajibnya berdo'a kepada Allah. Sebagai media komunikasi antara seorang hamba dengan khalik (pencipta). Makna kata u'uni adalah meminta, berbeda dengan do'a asal kata dari da'in, du'a, da'wa, yang artinya menyeru, menyampaikan, berkomunikasi vertikal habluminallah. Karena do'a bersifat mediasi komunikasi, maka dianjurkan atau diperkenankan isinya panjang lebar, seperti kita curhat atau ngobrol. Termasuk seperti tulisan ini salah satu contoh bentuk do'a, da'wah, menyeru, menyampaikan pesan. Do'a pun semestinya lebih rinci dan jelas, jadi dibolehkan berdoa panjang lebar, terutama do'a pribadi. Rasulullah pun mewasiatkan banyak do'a kepada umatnya cukup panjang, salah satunya do'a ketika mau tidur malam. Dari bara' bin 'Azib, bahwasanya Nabi Muhammad menyuruh seorang laki-laki supaya berdo'a. Beliau berkata : Apabila engkau hendak tidur maka ucapkanlah do'a : Ya allah, aku serahkan diriku kepadamu, aku hadapkan tubuhku kepadamu, aku serahkan urusanku kepadamu, aku sandarkan punggungku kepdamu dengan keinginan dan ketakutan yang cukup kepadamu, tidak ada tempat berlindung melainkan kepada mu, aku percaya kepada kitab-kitab suci yang Engkau turunkan & kepada Nabi-Nabi yg engkau rasulkan" (H.R. Bukhari, lihat fathul bari juz 13, hal 362). Bacaan do'a untuk pribadi, baiknya panjang lebar, seprti kita curhat. Kecuali ketika jadi pemimpin do'a baiknya pendek agar ma'mum yang mengamini tidak kesal menunggu selesai. xixixi =D Dalil wajibnya berdo'a kedua sekaligus syarat adab berdo'a harus sirri (dalam hati) dengan penuh kerendahan hati dan kelembutan, terilustrasi pada firman-Nya : "berdo'alah kepada Tuhan dengan merendahkan diri & dengan suara hati yg lembut tersembunyi" (Al-A'raf : 55). Berapa banyak ayat-ayat al-Qur'an mencantumkan banyak do'a para Nabi-Nya, dan semua itu mereka (para nabi) membacakannya secara sirri (dalam hati). Termasuk Rasulullah senantiasa berdo'a setiap harinya dengan panjang dan lama, salah satu do'a yang rutin beliau baca adalah do'a sapu jagat =D atau do'a mohon kebaikan hidup di dunia dan akhirat yang termaktub dalam al-Qur'an : Dan diantara mereka ada orang yang berdo'a : hai tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia ini, dan kebaikan di akhirat dan jauhkanlah kami dari siksa api neraka" (Al-Baqarah 201). Dari Anas bin Malik Rda. beliau berkata : Do'a yang banyak dibäca oleh Nabi Muhammad Saw, adalah : Hai Tuhan ! Berilah kami kebaikan di dunia ini dan kebaikan di akhirat dan jauhkanlah kami dari siksa neraka" (H.R. Imam Bukhari dan Muslim. Sahih Bukhari, juz 4, halaman 79). 1. Berdo'a itu wajib (perisai Muslim) 2. Berdo'a dengan hati (sirri) 3. Berdo'a boleh panjang 4. Berdo'a penuh kerendahan dan pengharapan terkabul Kita bisa lihat do'a sesudah shalat duha, selain panjang juga terlihat "ngotot" dan "pemaksaaan", =D Seperti itu lah menyeru (do'a) curcor berkomunikasi vertikal (Habluminallah) antara seorang hamba yang dhoif terhadap Khalik, Yang Maha Pencipta. Rasulullah pun berdo'a cukup panjang dan beradab: :"Dari Ibnu 'Abbas, beliau berkata : Adalah Nabi Muhammad Saw, apabila bangun tidur bersungguh-sungguh berdo'a : Ya allah, puji-pujian untuk mu. Engkaulah yang menjadikan langit dan bumi dan sekalian isinya, Engkaulah yang haq, syurga itu haq, neraka haq, hari kiamat haq, nabi-nabi haq, muhammad haq, ya allah kepada mu saya menyerah, atasmu saya tawakkal, saya percaya kpdamu, pada mu saya akan kembali, bersama Engkau saya tegak berhujjah, kepadamu saya minta hukum, ampunilah dosa saya yg terdahulu, dosa yg kemudian, dosa batin, dosa lahir, Engkaulah yang mendahulukan dan yang mengemudiankan, tiada Tuhan selain Engkau (H.R. Imam Bukhari juz 13, hal 366). Wallahu'alam bishawab. Semoga bermanfaat sebagai nutrisi hati kita fi taqaruban ilallah. Banten, 06 Juni 2016 Dhani Sugesti Al-Bantani
Sumber Referency : Al-Qur'an Kitab Fathul Baari hadits shahih Bukhari-Muslim Kitab Raudhah at-Thalibin - Imam Nawawi http://jombang.nu.or.id/fiqh-puasa/ http://ijal-mantap.blogspot.co.id/2012/06/dalil-dalil-tentang-anjuran-berdoa.html

Komentar

Postingan Populer