Perceraian Dalam Islam

Bismillahirrahmanirrahim.
Perceraian adalah pemutusan hubungan suami istri dalam membina rumah tangga. Diyakini semua orang yang sudah menikah sangat membenci perceraian, dan sangat tidak menginginkan perceraian. Akan tetapi bila kenyataan dalam membina rumah tangga ternyata lebih banyak terdapat madharatnya daripda manfaat dalam upaya menciptakan keluarga yang harmonis, mawadah dan warahmah, maka tak terelakan perceraian menjadi sebuah solusi. Yang awal ditakutkan, tapi justru perceraian memberikan solusi kepada kedua pasangan untuk memperbaiki jalan hidupnya kearah yang lebih baik. Jika dilarang sebuah hukum perceraian, maka yang akan terjadi justru banyak menimbulkan bencana, terjadinya perbudakan, dan meningkatnya kriminalitas kekerasan dalam rumah tangga.
Perceraian bukanlah sebuah perbuatan yang dibenci oleh Allah. Kalau dibenci oleh Allah maka tidaklah mungkin Allah menyuruh Nabi Muhammad menceraikan istri-istri nya jika mereka lebih memilih gemerlapnya dunia.
“Hai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu: "Jika kamu sekalian mengingini kehidupan dunia dan perhiasannya, maka marilah supaya kuberikan kepadamu mut`ah dan aku ceraikan kamu dengan cara yang baik. “ (QS.33:28)
Memang ada hadis yang menyatakan sbb :
dari Abdullah bin Umar ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Perkara halal yang paling dibenci Allah adalah talak."
(QS.IBNUMAJAH - 2008) :
hadis ini bersumber dari Abdullah bin Umar. dan setelah saya teliti, abdullah bin Umar pernah kena marah oleh Nabi Muhammad karena menceraikan istrinya ketika haid. Rasulullah memerintahkan untuk rujuk kembali dan kemudian boleh menceraikan ketika suci. “Telah menceritakan kepada kami Ahmad bin Shalih, telah menceritakan kepada kami 'Anbasah, telah menceritakan kepada kami Yunus dari Ibnu Syihab, telah mengabarkan kepadaku Salim bin Abdullah, dari ayahnya, bahwa ia telah menceraikan isterinya yang sedang hamil, kemudian Umar menceritakan hal tersebut kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam marah dan berkata; perintahkan dia agar kembali kepadanya dan menahannya hingga suci, kemudian haid, kemudian suci, kemudian apabila ia berkehendak maka boleh ia menceraikannya dalam keadaan suci sebelum ia menggaulinya. Maka itulah perceraian pada 'iddahnya, sebagaimana yang diperintahkan Allah 'azza wajalla.” (ABUDAUD - 1866)
Atas peristiwa tersebut, Ibnu Umar berkesimpulan bahwa perceraian adalah sesuatu yang dibenci oleh Allah. Kesalahan ini bisa saja terjadi mengingat Ibnu Umar juga pernah salah meriwayatkan sebuah hadis dan mendapat kritikan dari Siti Aisyah R.A. tapi bukan berarti kita menolak semua periwayatan dari Ibnu Umar.
jadi yang dibenci oleh ALLAH adalah perceraian yang tidak sesuai dengan ketentuan Allah, bukan hukum perceraian secara umum. Jadi hadis perceraian adalah hal yang dibenci oleh ALLAH tidak bisa ditafsirkan secara sendirian atau akal sendiri tapi harus ditafsirkan dengan alquran dan hadis2 lainnya.
Kalau memang perceraian merupakan jalan keluar terakhir maka lakukanlah dan di alquran disebutkan maka Allah akan memberi kecukupan kepada mereka berdua. Seperti disebutkan di alquran :
“Jika keduanya bercerai, maka Allah akan memberi kecukupan kepada masing-masing dari limpahan karunia-Nya. Dan adalah Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Bijaksana”. (QS.4:130)
"Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat maka kejahatan itu bagi dirimu sendiri,...." (QS.Al-Israa, 17:7)
Hakekat kehidupan manusia adalah sebuah perjalanan kembali menuju Allah. Dalam perjalanan yang singkat ini, ada yang kembali dengan selamat, tetapi ada yang kembali kepada Allah dengan membawa murka dari Allah. Kita terlalu disibukkan oleh dunia hingga merasa bahwa dunia inilah kehidupan yang sebenarnya. Kita seakan lupa bahwa hidup ini hanya sekedar mampir untuk mencari bekal pulang. Kemilaunya keindahan dunia membuat kita terlena untuk menapaki jalan pulang.
Rasulullah pernah berkata orang yang paling cerdas adalah orang yang selalu mengingat mati. Dengan kata lain, orang yang paling cerdas adalah orang yang mempunyai visi jauh ke depan. Orang yang selalu mengingat visi atau tujuan hidupnya akan selalu bergairah melangkah ke depan. Visi orang beriman tidak hanya dibatasi oleh kehidupan di dunia ini saja, tetapi lebih dari itu, visinya jauh melintasi batas kehidupan di dunia. Visi seorang muslim adalah kembali dan berjumpa dengan Allah. Baginya saat-saat kematian adalah saat-saat yang indah karena sebentar lagi akan berjumpa dengan sang kekasih yang selama ini dirindukan.
Kebaikan adalah bahasa hidup yang bisa didengar orang tuli, bisa dilihat orang buta dan bisa dinyanyikan orang bisu. Kebaikan adalah harta yang berharga, tidak akan pernah habis walau dibagi, bahkan akan kembali pada pemiliknya berlipat ganda.
Kebaaikan hidup ada pada keharmonisan pasutri dalam membina keluarga sakinah, mawadah dan warahmah.
Sebaik-baik perhiasan dunia adalah wanita shalihah.
Jauhi dan hindari perceraian dengan cara masing-masing menujukan bakti dan pengabdian, sebagai seorang hamba Allah yang beriman dan bertaqwa. suami sebagai imam rumah tangga yang shaleh dan taat kepada Allah, begitupula istri sebagai sayap kanan mengabdi dan berbakti, menjaga dan memilihar keluarganya sebaik mungkin. Keharmonisan tercipta karena cinta dan kasih sayang, serta ketaqwaan kepada Allah. Kehancuran dan perceraian terjadi karena terpesona harta dunia, dan jauh dari Allah (kufur). Sehingga merubah pola sikap menjadi tidak berakhlak, dan perceraian.
Wallahu'alam bishowab.

Komentar

Postingan Populer